Secara historis dijelaskan bahwa eksistensi dari Kota Tegal
tidak lepas dari peran Ki Gede Sebayu. Bangsawan ini adalah saudara
dari Raden Benowo yang pergi kearah Barat dan sampai di tepian sungai
Gung. Melihat kesuburan tanahnya, Ki Gede Sebayu tergugah dan berniat
bersama-sama penduduk meningkatkan hasil pertanian dengan memperluas
lahan serta membuat saluran pengairan. Daerah yang sebagian besar
merupakan tanah lading tersebut kemudian dinamakan Tegal.
Selain berhasil memajukan pertanian, dia
juga merupakan ahli agama yang telah membimbing warga masyarakat dalam
menanamkan rasa keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas jasanya
tersebut, akhirnya dia diangkat menjadi pemimpin dan panutan warga
masyarakat. Kemudian oleh Bupati Pemalang dikukuhkan menjadi sesepuh
dengan pangkat Juru Demung atau Demang.
Pengangkatan Ki Gede Sebayu menjadi
Pemimpin Tegal dilaksanakan pada perayaan tradisional setelah menikmati
hasil panen padi dan hasil pertanian lainnya. Perayaan tersebut tepat
di bulan punama tanggal 15 sapar tahun EHE 988 yang bertepatan dengan
hari jumat kliwon 12 April 1580. Dalam perayaan juga dikembangkan
ajaran dan budaya agama islam yang hingga sekarang masih berpengaruh
pada kehidupan masyarakat.
Hari,tanggal dan tahun Ki Gede Sebayu
diangkat menjadi Juru Demung itu ditetapkan sebagai hari jadi Kota Tegal
dengan peraturan Daerah No.5 tahun 1988 tanggal 28 Juli 1988.
Sumber : Website Kota Tegal (http://www.tegalkota.go.id)