Tari topeng endel merupakan salah satu tarian khas Tegal, topeng gaya tegal yang digunakan dalam tarian ini mempunyai banyak ragam bentuk diantaranya Topeng Endel, Kresna, Panji, Patihan, Lanyapan, Alus dan Kelana.
Dari informasi yang dikutip dan dirilis Dewan Kesenian Tegal (DKT),
wayang topeng Tegal berada di puncak kejayaan pada tahun 1960-an.
Sayangnya, kejayaan wayang topeng Tegal mulai tergusur oleh budaya
modern pada tahun 1980-an. Tari topeng Tegalan bisa dipentaskan siang
maupun malam hari sesuai permintaan. Pentas topeng biasanya sekitar 3-4
jam dengan diiringi 10 panjak atau pangrawit, seorang sinden, dan
seorang dalang.
Topeng Endel Adalah bentuk topeng wanita dengan kostum endel yang
mirip penari Gambyong. Tariannya diiringi gending lancaran ombak banyu
laras slendro manyuro. Topeng Kresna bermuka merah jambu dan berambut.
Gending pengiringnya adalah lancaran lelenderan naik lancaran praliman.
Topeng Panji bermuka menunduk (luruh). Mukanya berwarna putih, berambut
mirip tokoh Arjuna. Gending pengiringnya adalah lancaran gunung sari
laras slendro patet nem.
Untuk topeng Patihan sendiri memiliki mata khas yang terbuka lebar
sebagai wakil dari tokoh Setiati dan Patihan Jawa, berwarna merah tua.
Lancaran blendrang laras slendro patet manyuro merupakan gending yang
biasa mengiringi topeng patihan. Sementara topeng Lanyapan dan Alus
memiliki bentuk wajah yang menunduk (temungkul) dan berkumis. Warna
wajah topeng lanyapan alus ini sendiri berwarna kuning gading dan mirip
dengan tokoh Bambangan dalam warna kulit purwa. Gending pengiring tari
topeng ini adalah lancaran lagon semarangan laras slendro patet nem.
Yang terakhir adalah topeng kelana. Topeng kelana memiliki mata yang terbuka lebar, hidung menengadah ke atas dan panjang. Mulut dan gigi topeng kelana terbuka, bertaring pendek dengan warna wajah merah tua, mirip dengan toko Dasamuka. Sebagai pengiringnya adalah lancaran gonjing truntung laras slendro patet manyuro.
Selain enam topeng diatas, terdapa pula bentuk topeng tambahan yakni Punakawan dan topeng Kelana Yaksa serta beberapa tokoh lain yang biasanya disesuikan dengan kebutuhan cerita tari.
Yang terakhir adalah topeng kelana. Topeng kelana memiliki mata yang terbuka lebar, hidung menengadah ke atas dan panjang. Mulut dan gigi topeng kelana terbuka, bertaring pendek dengan warna wajah merah tua, mirip dengan toko Dasamuka. Sebagai pengiringnya adalah lancaran gonjing truntung laras slendro patet manyuro.
Selain enam topeng diatas, terdapa pula bentuk topeng tambahan yakni Punakawan dan topeng Kelana Yaksa serta beberapa tokoh lain yang biasanya disesuikan dengan kebutuhan cerita tari.
Tegal sendiri memiliki maestro Ter topeng endel yaitu Ibu Suwitri, seorang ibu yang lahir di tahun 1948, beliau senantiasa menjaga dan merawat Tari topeng endel dari semasa ia muda hingga sekarang. Ibu Suwitri dinobatkan sebagai maestro tari topeng endel pada tahun 2010 oleh Bupati Tegal.