Sejarah TNI-AL dimulai pada tanggal 10
September 1945, ketika pemerintah mendirikan Badan Keamanan Rakyat (BKR
Laut). BKR Laut ini dipelopori oleh pelaut-pelaut yang pernah bertugas
di jajaran Koninklijke Marine (AL Belanda) dan Kaigun di masa penjajahan
Jepang.
Di Tegal setelah Proklamasi Kemerdekaan,
tanggal 27 September 1945, dikalangan pemuda membentuk organisasi non
pemerintah antara lain Barisan Pelopor, AMRI, Persindo, dan BKR (Badan
Keamanan Rakyat) yang kemudian menjelma menjadi TKR (Tentara Keamanan
Rakyat). Tiga hari berikutnya lahir BKR Laut. BKR Laut Tegal yang
dibentuk 39 September 1945 dipimpin oleh Yakub Mangunkusumo.
Di Pangkalan IV Angkatan Laut Tegal
muncul gagasan perlu adanya Korps Marinir selain cikal bakal Korps
Marinir pada bulan Maret 1946 di Tegal didirikan Sekola Angkatan Laut
(SAL). SAL didirikan atas perintah Markas Besar ALRI di Yogyakarta yang
saat itu dipimpin Laksamana III Maspardi selaku Kepala Staf Umum ALRI.
Dipilihnya Tegal sebagai tempat pendidikan Angkatan laut karena di Tegal
sudah memiliki Sekolah Pelayaran. Selain itu kota-kota besar seperti
Jakarta, Semarang, dan Surabaya masih menjadi ajang pertempuran.
JALESVEVA JAYAMAHE
--- DI LAUTAN KITA JAYA---
Kegiatan SAL Tegal sempat terhenti
ketika belanda melancarkan agresi pada bulan juni 1946. Para siswa tidak
dapat belajar sepenuhnya karena harus ikut bertempur dan berjuang
bersam rakyat melawan Belanda. Gedung sekolah terpaksa dibumihanguskan
karena terus di intai pesawat udara Belanda. Salah seorang alumni SAL
Tegal menjadi perwira tinggi adalah letjen Mar. Ali sadikin mantan
gubernur DKI jakarta.
Asrama susteran pius pernah dipakai
sebagai sekolah angkatan laut Republik Indonesia sejak tanggal 12 mei
1956 sampai 21 juli 1947 yang diresmikan Ir. Soekarno.
Prasasti yang menandai asrama susteran
pius pernah dipakai sebagai tenpat penyelenggaraan sekolah angkatan laut
dari tanggal 12 mei 1946 hingga 21 juli 1947
Bekas sekolah keandaian putri, sekarang
sekolah menengah kejuruan (SMKN) 1 pernah menjadi salah satu lokasi
sekolah angkatan laut Tegal.
Gedung Lanal (Pangkalan AL) dibangun
tahun 1914 awalnya untuk National Hadels Bank NV, kemudian untuk Kantor
Yola Gita Dwi. Pada tahun 1960 dipakai untuk Pangkalan Angkatan Laut
Republik Indonbesia (ALRI) dan sekarang Lanal.
Monumen Kalibakung yang menandai bahwa
ditempat ini pernah dipakai oleh Angkatan Laut Republik Indonesia
sebagai tempat penyelenggaraan Latihan Opsir Angkatan Laut yang dipimpin
oleh Mayor Laut R.E. Martadinata.
Sejarah Angkatan Laut sangat erat
kaitannya dengan Kota Tegal. Tegal, selain sebagai kota awal berdirinya
Sekolah Angkatan Laut (SAL). Juga merupakan cikal bakal terbentuknya
korps Marinir Angkatan Laut, 15 November 1945 dengan nama Korps Armada
IV ALRI yang saat itu bermarkas di tegal. Tanggal 15 November 1945
selanjutnya dijadikan sebagai hari lahir Korps Marinir.
Balai Kota Lama awalnya merupakan Kantor
Residen, dibangun tahun 1729-1898, pernah menjadi pangkalan IV ALRI
tanggal 11 Oktober 1945 dan kantor Walikota (Balaikota) dan sekarang
gedung DPRD.
Para pemuda tegal dari unsur kebaharian
pada tanggal 30 september 1945 membentuk BKR laut. Pada era ini kita
mengenal dengan nama-nama seperti Moh. Yakub Manguukusumo (bekas Danca
Kaibadan Laut), Husnan, Haryoto, Tjarto, Ali Daeng Sau (untuk menyebut
beberapa nama).
Masyarakat Tegal juga sangat akrab
dengan nama-nama yang berbasis Angkatan Laut seperti Ali Sadikin,
Bunsaman, Darwis Djamin, Agus Soebekti (di era TRK Laut) dan Martadinata
yang merupakan penggagas perlunya pendidikan angkatan laut.
Di era pembangunan, masyarakat Kota
Tegal juga tidak melupakan nama-nama berbasis Angkatan Laut yang banyak
berkiprah memajukan Kota Tegal. Mereka bukan saja berkiprah di sekitar
maritim, tetapi juga banyak sektor seperti Sarjoe, Aryoto dan Samsuri
Mastur.
Berangkat dari sinilah masyarakat Kota
Tegal atas prakarsa Walikota Tegal Bpk. Adi Winarso membuat catatan
sejarah dalam bentuk monumen untuk mengenang perjalanan panjang Angkatan
Laut di Tegal. Maka dibangunlah Monumen Bahari.
Monumen Bahari selain juga perwujudan
penghargaan kepada para pendahulu kita yang telah meletakkan dasar
sektor Kebaharian di Kota Tegal, juga sebagai upaya untuk membangun
obyek wisata yang memiliki saya saing. Obyek wisata Pantai Alam Indah
(PAI) satu-satunya obyek wisata alam yang dimiliki Kota Tegal perlu
mendapatkan perhatian serius, salah satunya pembangunan MONUMEN BAHARI.
Kompleks Monumen Bahari pada lahan
seluas 5000 meter persegi terdapat bangunan induk Museum Bahari, 1 unit
Ranpur Tank PT76, 1 unit Pintam BRDM, 1 unit Jangkar, Meriam Darat
Kaliber 85 mm, 1 unit Torpedo, 2 unit Ranjau Tanduk, 5 unit Bouyance,
Pesawat Nomad 22, 2 unit Mounting Seacat dan perlengkapan perang
lainnya. Untuk kedepannya, Monumen Bahari diharapkan menjadi wisata
edukatif yang tidak dimiliki daerah lain.