Wednesday, February 3, 2016

MONUMEN BAHARI

Sejarah TNI-AL dimulai pada tanggal 10 September 1945, ketika pemerintah mendirikan Badan Keamanan Rakyat (BKR Laut). BKR Laut ini dipelopori oleh pelaut-pelaut yang pernah bertugas di jajaran Koninklijke Marine (AL Belanda) dan Kaigun di masa penjajahan Jepang.
Di Tegal setelah Proklamasi Kemerdekaan, tanggal 27 September 1945, dikalangan pemuda membentuk organisasi non pemerintah antara lain Barisan Pelopor, AMRI, Persindo, dan BKR (Badan Keamanan Rakyat) yang kemudian menjelma menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Tiga hari berikutnya lahir BKR Laut. BKR Laut Tegal yang dibentuk 39 September 1945 dipimpin oleh Yakub Mangunkusumo.
Di Pangkalan IV Angkatan Laut Tegal muncul gagasan perlu adanya Korps Marinir selain cikal bakal Korps Marinir pada bulan Maret 1946 di Tegal didirikan Sekola Angkatan Laut (SAL). SAL didirikan atas perintah Markas Besar ALRI di Yogyakarta yang saat itu dipimpin Laksamana III Maspardi selaku Kepala Staf Umum ALRI. Dipilihnya Tegal sebagai tempat pendidikan Angkatan laut karena di Tegal sudah memiliki Sekolah Pelayaran. Selain itu kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya masih menjadi ajang pertempuran.
 JALESVEVA JAYAMAHE
--- DI LAUTAN KITA JAYA---
Kegiatan SAL Tegal sempat terhenti ketika belanda melancarkan agresi pada bulan juni 1946. Para siswa tidak dapat belajar sepenuhnya karena harus ikut bertempur dan berjuang bersam rakyat melawan Belanda. Gedung sekolah terpaksa dibumihanguskan karena terus di intai pesawat udara Belanda. Salah seorang alumni SAL Tegal menjadi perwira tinggi adalah letjen Mar. Ali sadikin mantan gubernur DKI jakarta.
Asrama susteran pius pernah dipakai sebagai sekolah angkatan laut Republik Indonesia sejak tanggal 12 mei 1956 sampai 21 juli 1947 yang diresmikan Ir. Soekarno.
Prasasti yang menandai asrama susteran pius pernah dipakai sebagai tenpat penyelenggaraan sekolah angkatan laut dari tanggal 12 mei 1946 hingga 21 juli 1947
Bekas sekolah keandaian putri, sekarang sekolah menengah kejuruan (SMKN) 1 pernah menjadi salah satu lokasi sekolah angkatan laut Tegal.
Gedung Lanal (Pangkalan AL) dibangun tahun 1914 awalnya untuk National Hadels Bank NV, kemudian untuk Kantor Yola Gita Dwi. Pada tahun 1960 dipakai untuk Pangkalan Angkatan Laut Republik Indonbesia (ALRI) dan sekarang Lanal.
Monumen Kalibakung yang menandai bahwa ditempat ini pernah dipakai oleh Angkatan Laut Republik Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan Latihan Opsir Angkatan Laut yang dipimpin oleh Mayor Laut R.E. Martadinata.
Sejarah Angkatan Laut sangat erat kaitannya dengan Kota Tegal. Tegal, selain sebagai kota awal berdirinya Sekolah Angkatan Laut (SAL). Juga merupakan cikal bakal terbentuknya korps Marinir Angkatan Laut, 15 November 1945 dengan nama Korps Armada IV ALRI yang saat itu bermarkas di tegal. Tanggal 15 November 1945 selanjutnya dijadikan sebagai hari lahir Korps Marinir.
Balai Kota Lama awalnya merupakan Kantor Residen, dibangun tahun 1729-1898, pernah menjadi pangkalan IV ALRI tanggal 11 Oktober 1945 dan kantor Walikota (Balaikota) dan sekarang gedung DPRD.
Para pemuda tegal dari unsur kebaharian pada tanggal 30 september 1945 membentuk BKR laut. Pada era ini kita mengenal dengan nama-nama seperti Moh. Yakub Manguukusumo (bekas Danca Kaibadan Laut), Husnan, Haryoto, Tjarto, Ali Daeng Sau (untuk menyebut beberapa nama).
Masyarakat Tegal juga sangat akrab dengan nama-nama yang berbasis Angkatan Laut seperti Ali Sadikin, Bunsaman, Darwis Djamin, Agus Soebekti (di era TRK Laut) dan Martadinata yang merupakan penggagas perlunya pendidikan angkatan laut.
Di era pembangunan, masyarakat Kota Tegal juga tidak melupakan nama-nama berbasis Angkatan Laut yang banyak berkiprah memajukan Kota Tegal. Mereka bukan saja berkiprah di sekitar maritim, tetapi juga banyak sektor seperti Sarjoe, Aryoto dan Samsuri Mastur.
Berangkat dari sinilah masyarakat Kota Tegal atas prakarsa Walikota Tegal Bpk. Adi Winarso membuat catatan sejarah dalam bentuk monumen untuk mengenang perjalanan panjang Angkatan Laut di Tegal. Maka dibangunlah Monumen Bahari.
Monumen Bahari selain juga perwujudan penghargaan kepada para pendahulu kita yang telah meletakkan dasar sektor Kebaharian di Kota Tegal, juga sebagai upaya untuk membangun obyek wisata yang memiliki saya saing. Obyek wisata Pantai Alam Indah (PAI) satu-satunya obyek wisata alam yang dimiliki Kota Tegal perlu mendapatkan perhatian serius, salah satunya pembangunan MONUMEN BAHARI.
Kompleks Monumen Bahari pada lahan seluas 5000 meter persegi terdapat bangunan induk Museum Bahari, 1 unit Ranpur Tank PT76, 1 unit Pintam BRDM, 1 unit Jangkar, Meriam Darat Kaliber 85 mm, 1 unit Torpedo, 2 unit Ranjau Tanduk, 5 unit Bouyance, Pesawat Nomad 22, 2 unit Mounting Seacat dan perlengkapan perang lainnya. Untuk kedepannya, Monumen Bahari diharapkan menjadi wisata edukatif yang tidak dimiliki daerah lain.

Share:

Rumah Dijual
Powered by Blogger.

ARSIP